Inilah Tuntunan Bacaan dan Doa Sholat Dhuha Sesuai Hadis Nabi SAW



iklan
iklan
Bacaan & Doa Sholat Dhuha - Imam Rafi’i mendefinisikan shalat dari segi bahasa yang berarti do’a, dan menurut istilah syara’ berarti ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri/ditutup denngan salam, dengan syarat tertentu.Kemudian shalat diartikan sebagai suatu ibadah yang meliputi ucapan dan peragaan tubuh yang khusus, dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam (taslim).

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam.
Cara Sholat Dhuha Nabi SAW
Gambar Sedang Berdoa sat Sholat Dhuha (Foto: Rumahzakat.Org)

Pengertian Shalat Dhuha

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan waktu dhuha adalah waktu menjelang tengah hari (kurang lebih pukul 10.00). Sedangkan menurut Ubaid Ibnu Abdillah, yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan ketika pagi hari pada saat matahari sedang naik.

Mengenai waktu shalat dhuha Ubaid Ibnu Abdillah memaparkan yaitu disaat ketika matahari sudah naik dimulai saat matahari naik kira-lira sepenggalah atau kira-kira setinggi 7 hasta dan berakhir di saat matahari lingsir (selitar pukul 07.00 sampai masuk waktu dhuhur), akan tetapi disunnahkan melaksanakannya di waktu yang agak akhir yaitu di saat matahari agak tinggi dan panas terik.

Hal ini berdasarkan hadits Nabi SAW yang berbunyi ; “Dari Zaid Bin Arqam; bahwa Rasulullah SAW bersabda: (di kala itu ahli Quba sedang shalat dhuha) Ini adalah shalat bagi orang- orang yang kembali kepada Allah, yaitu di waktu anak-anak unta telah bangkit karena kepanasan.” ( H.R. Tirmidzi )

Senada dengan hadits tersebut dalam kitab fiqih syafi’iyah disebutkan, bahwa shalat awwabin (dhuha) ialah ketika telah hangat cahaya matahari. “Shalat dhuha adalah shalatnya orang-orang yang kembali kepada Allah, dan sebaik-baik waktunya adalah ketika anak unta bangun dari tempatnya, yaitu matahari mulai panas” (HR. Muslim)

Setelah kita mengetahui pengertian dari waktu dhuha, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan shalat dhuha adalah shalat sunat pada pagi hari (kira-kira pukul 09.00) sebanyak 2-8 rakaat.

Menurut Abdul Manan shalat dhuha adalah shalat yang dikerjakan ketika matahari sedang naik, kurang lebih setinggi 7 hasta (pukul 07.00 ) sampai dengan kurang lebih pukul 11.00 siang tentang pelaksanaan shalat dhuha berdasarkan pada firman Allah SWT yang berbunyi : “Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) diwaktu petang dan pagi”(Q.S. Shaad/38 :18)12

Menurut Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dengan “shalat isyraq” dalam ayat tersebut adalah shalat dhuha. Sedang sebagai dasar lain adalah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a yang berbunyi : “Dari Abi Hurairah R.A ;Diperintahkan kepadaku oleh kekasihku SAW dengan tiga perkara : untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir sebelum tidur” (H.R. Muslim)

Bilangan Rakaat dalam Shalat Dhuha

Mengenai jumlah rakaat shalat dhuha, minimal adalah dua rakaat dan paling banyak adalah dua belas rakaat. Menurut Abu Bakar Al-Masyhuri jumlah rakaat shalat dhuha dapat dijelaskan sebagai berikut :

1). Dua Rakaat, hal ini berdasar pada hadits Nabi SAW yang berbunyi “Dari Abi Hurairah R.A diperintahkan kepadaku oleh kekasihku saw dengan tiga perkara: untuk berpuasa 3 hari pada tiap bulan, mengerjakan 2 rakaat shalat sunnat dhuha dan supaya saya berwitir sebelum tidur”.(H.R. Muslim)

2). Dilaksanakan empat rakaat dan dua belas rakaat, sebagaimana dijelaskan dalam hadits :“Dari Aisyah ra, Rasulullah SAW biasa melaksanakan shalat dhuha empat rakaat, dan kadang-kadang beliau menambahnya sesuka hatinya” (H.R. Muslim)

3). Dilaksanakan delapan rakaat, sebagaimana hadits yang berbunyi ;“ Dari Abdur Rahman Bin Abi Layla Dia berkata ; Tidak ada seorangpun yang memberutahuku bahwa dia melihat Nabi SAW melakukan shalat dhuha kecuali Ummu Hani Binti Abu Thalib, dia berkata: “bahwa, Rasulullah SAW masuk ke rumahnya pada tahun penakhlukan kota makkah, beliau melakukan shalat dhuha delapan rakaat yang belum pernah aku melihat beliau shalat lebih ringan darinya sehingga beliau menyempurnakan rukuk dan sujudnya ”. (HR. Muslim)

Niat Sholat Dhuha

Kayfiyyah/Tata Cara Pelaksanaan Shalat Sunnah Dhuha

Dalam pelaksanaan shalat dhuha terdapat beberapa kaifiyah (tata cara) dalam melaksanakannya. Tata cara dalam melaksanakan shalat dhuha adalah sama seperti mengerjakan shalat-shalat biasa, yaitu setelah berwudlu dengan sempurna, lalu berdiri dengan tegak di tempat yang suci, menghadap kiblat kemudian niat dalam hati. adapun beberapa cara pelaksanaan shalat dhuha yang antara lain sebagai berikut :
  • Niat Shalat Dhuha
  • Membaca doa iftitah. Membaca surat Al-Fatihah
  • Membaca salah satu surat dari Al-Qur’an sesudah membaca surat Al Fatihah. Sedang mengenai bacaan-bacaannya pada rakaat pertama setelah membaca Al-Fatihah adalah surat Asy-Syams dan pada rakaat keduanya adalah Adh- Dhuha.
  • Setelah membaca surat dari Al-Qur’an, kemudian melakukan rukuk.
  • Selesai melakukan rukuk, berdiri kembali dengan tegak (i’tidal). Setelah i’tidal kemudian melakukan sujud tersungkur ke bumi dengan meletakkan dahi ke bumi.
  • Setelah melakukan sujud, kemudian duduk diantara dua sujud
  • Sujud kedua
  • Duduk tasyahud akhir.
  • Setelah kita berdiri dan melaksanakan rakaat kedua ini, setelah menyelesaikan sujud kedua kemudian duduk kembali, yaitu melakukan duduk tasyahud akhir.
  • Dan kemudian diakhiri dengan mengucap salam.

Doa Sholat Sunnah Dhuha

Bacaan Sholat Dhuha
Yaa Allah Tuhanku, bahwasannya waktu dhuha ini milik Engkau dan dan kebagusan (kemewahan) itu milik Engkau, dan keindahan ini milik Engkau, dan kekuatan itu miilik Engkau. Dan kekuasaan itu milik Engkau, dan pemeliharaan itu milik Engkau, Yaa Allah tuhanku jika keadaan rizqiku di langit, maka turunkanlah, dan jika adanya di dalam bumi maka keluarkanlah, dan jika ia sulit gampangkanlah, dan jika ia haram, sucikanlah, dan jika jauh dekatkanlah. Sesungguhnya engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dengan hak (bekal) dhuha Engkau, kebagusan Engkau, keindahan Engkau, kekuatan Engkau, kekuasaan Engkau dan pemeliharaan Engkau, berilah aku apa yang engkau berikan kepada hamba-hamba Engkau yang shalih”.

Keutamaan Melaksanakan Shalat Sunnah Dhuha

Shalat dhuha sebagai shalat sunnah memiliki banyak sekali faedah keutamaannya. Sehingga sangatlah baik apabila shalat ini dilaksanakan secara istiqomah yakni dengan membiasakan setiap hari dalam melaksanakannya. Dalam hadit Nabi SAW telah banyak disinggung tentang manfaat serta keutamaannya.

Keutamaan-keutamaan shalat dhuha yang bisa diperoleh menurut Abdul Manan adalah berdasar pada hadits yang diriwayatkan dari rosulullah SAW yang berbunyi : “Tuhanmu Yang Maha Tinggi terlah berseru ; Hai anak Adam, shalatlah empat rakaat bagi Aku dari awal siang. Maka Aku akan cukupkan engkau di akhir siang itu. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Tentang pengaruh shalat terhadap jiwa ruhani manusia sangat banyak disinggung serta dialami sendiri oleh banyak pakar ilmu, sebagaimana yang dijelaskan, bahwa shalat dapat membantu menghilangkan perasaan gelisah dan duka.

Sebenarnya manusia adalah sebuah entitas makhluk sempurna, yang diciptakan oleh Sang Maha pemilik Kesempurnaan dan ia juga sebagai khalifah bumi, pemimpin dibumi, sehingga hal tersebut seharusnya mampu dirasakan serta disyukuri lewat aktifitas shalat, yaitu aktifitas yang mengajak manusia untuk menuju dimensi murni yang begitu suci, menuju ke Perbendaharaan Tersembunyi untuk menyatu dengan diri-Nya.

Dalam shalat manusia mengalami proses mi’raj (naik) ke hadirat Illahi rabbi sehingga dengan mi’raj tersebut manusia telah melupakan semua beban yang telah menimpanya dan dengan demikian dia akan menghasilkan sebuah ketenangan dan kedamaian dalam hatinya.

Thomas Heslof mengatakan bahwa “Sesungguhnya unsur-unsur pokok terpenting yang saya ketahui diantara tahun-tahun yang panjang yang saya habiskan dalam pengalaman dan eksperimen-eksperimen adalah shalat. Saya kemukakan pendapat ini dengan resep dokter, yakni bahwa sesungguhnya shalat, merupakan sarana terpenting yang saya ketahui sampai sekarang menanamkan ketentraman dalam jiwa dan menanamkan ketentraman dalam syaraf”.

Shalat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari dukacita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu shalat di hadapan Tuhannya dalam keadaan khusuk, berserah diri dan pengosongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menimbulkan perasaan tenang, damai dalam jiwa manusia serta dapat mengatasi rasa gelisah dan ketenangan yang ditimbulkan oleh tekanan jiwa dan masalah kehidupan.

Menurut Ustman Najati, bahwa kedamaian jiwa dan ketenangan akal, serta untuk kondisi ini dari kelonggaran dan kedamaian jiwa yang diciptakan shalat memberi pengaruh pengobatan yang cukup penting dalam mengurangi tajamnya ketegangan-ketegangan syaraf yang tumbuh karena tekanan-tekanan hidup sehari- hari, dan dalam meringankan kegelisahan, yang di derita sebagian orang.

Menurut Ary Ginanjar Agustian, shalat adalah metode yang jauh lebih sempurna, karena ia tidak hanya bersifat duniawi namun juga bermuatan nilai- nilai spiritual. Didalamnya terdapat sebuah totalitas yang terangkum secara dinamis kombinasi gerak (fisik), emosi (rasa), dan hati (spiritual).

Seseorang yang telah berhasil dalam mendirikan shalat akan dapat menjaga diri dari sebuah perbuatan yang tidak pantas dilakukan menurut hatinya, yang mana dengan perbuatan tersebut apabila didasarkan pada kata hatinya (hati nurani), dalam dirinya akan timbul sebuah perasaan berdosa yang selanjutnya akan menumbuhkan sebuah kegundahan dalam dirinya. Hal ini berdasar firman Allah SWT yang berbunyi :

Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S. Al An-Kabut/29: 45)

Energi ruhani shalat juga dapat membantu membangkitkan harapan, menguatkan tekad, meninggikan cita-cita dan juga melepaskan kemampuan luar biasa yang menjadikannya lebih siap menerima ilmu, pengetahuan dan hikmah serta sanggup melakukan tugas-tugas kepahlawanan yang hebat.

Shalat berfungsi sebagai metode pengulangan dimana potensi spiritual yang berisikan elemen-elemen karakter atau sifat-sifat mulia dan agung itu diasah dan diulang-ulang, sehingga akan terjadi proses behaviorisme yang mengarah pada internalisasi karakter. 

Keutamaan lain shalat, khususnya shalat Dhuha antara lain untuk memohon maghfirah (ampunan dari Allah SWT, mencari ketenangan hidup dan memohon agar dilapangkan rezeqi hal ini berdasarkan hadits Rasulullah SAW yang berbunyi : “Siapa yang dapat mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng akan dampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosanya itu sebanyak buih di laut”. (HR. Tirmidzi)

Sumber Tulisan

Syekh Syamsidin abu Abdillah, Terjemah Fathul Mu’in (Surabaya, Al-Hidayah, 1996)
Abdul Aziz Sallim Basyarihil, Shalat, Hikmah, Falsafah dan Urgensinya (Jakarta, Gema Insani Press, 1996) 
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta,Pn. Balai Pustaka, 1990)
Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan; Shalat Tahajud, Shalat Hajat, Shalat Istikharah, Shalat Dhuha, (Surabaya, Pustaka Media, tth)
Software, Kitab Ulama Salaf Muakhirin, Bulughul Maram.
Abdul Manan, Rahasia Shalat Sunnat ; Bimbingan Lengkap dan Praktis, (Bandung Pustaka Hidayah, 2002)
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. RI, Kamus Besar.
Mujamma’ Al Malik Fahd Li Thiba’at Al Mush-haf Asy-Syarif, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Madinah Munawwaroh, KSA, 2005)
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ; Emosional Spiritual Quotient berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam, (Jakarta, Arta Wijaya Persada) 2001
M. Ustman Najati, Jiwa Manusia dalam Sorotan Al-Qur’an (Jakarta, Cendekia Sentra Muslim, 1993)

Demikianlah Artikel tentang Tuntunan Bacaan dan Doa Sholat Dhuha Sesuai Hadis Nabi SAW. Mudahan Memberikan Kemudahan.

iklan

Memasukkan alamat email Anda, untuk berlangganan artike terbaru Kami! InsyaAllah Gratiss!!